(0341)567475 sastra@um.ac.id

Tim Mahasiswa Fakultas Sastra UM menangkan hadiah ke Berlin

[one_full last=”yes” spacing=”yes” center_content=”no” hide_on_mobile=”no” background_color=”” background_image=”” background_repeat=”no-repeat” background_position=”left top” hover_type=”none” link=”” border_position=”all” border_size=”0px” border_color=”” border_style=”” padding=”” margin_top=”” margin_bottom=”” animation_type=”” animation_direction=”” animation_speed=”0.1″ animation_offset=”” class=”” id=””][title size=”3″ content_align=”left” style_type=”default” sep_color=”” margin_top=”” margin_bottom=”” class=”” id=””]

Tim mahasiswa FS yang merupakan gabungan dari mahasiswa Jurusan Sastra Jerman dan Sastra Indonesia menjadi juara pertama dalam lomba pembuatan video tingkat internasional yang diselenggarakan oleh pemerintah Jerman untuk urusan kerjasama sekolah menengah atas – PASCH (Partner Schulen). Lomba ini merupakan lomba yang diperuntukkan untuk para alumni PASCH. Di Malang sendiri ada 2 sekolah PASCH yaitu SMAN 1 dan SMAN 5.

Mahasiswa yang tergabung dalam tim pembuatan video ini adalah Cloudia Putri Sekarsari, Hana Anggita, Ken Laksmi Muninggar dan Rachma Meidinar Latupono. Atas kemenangan ini, mahasiswa yang tergabung dalam tim ini mendapatkan kesempatan untuk datang ke perayaan 10 tahun PASCH yang diadakan di Berlin pada bulan Juni 2018.[/title][youtube id=”” width=”600″ height=”350″ autoplay=”no” api_params=”” class=””][/youtube][/one_full]

TOT Pembimbing PKM Fakultas Sastra tanggal 6 April 2018

TOT Pembimbing PKM Fakultas Sastra tanggal 6 April 2018

img_20180406_153605

Dihadiri oleh 50 peserta terdiri dari unsur pimpinan fakultas dan jurusan serta pembimbing dari lima jurusan, pelaksanaan TOT ini dimulai dari pukul 14.00 s.d. 22.00 bertempat di Aula Pinus Hotel Savana Kota Malang. TOT yang dilaksanakan merupakan kegiatan rutin tiap tahun diselenggarakan Fakultas Sastra dalam rangka monitoring pembimbing PKM agar dapat meningkatkan kemampuannya dan memberikan dampak positif terhadap pencitraan lembaga serta meningkatkan daya saing lulusan. Dibuka oleh Dekan FS, calon pembimbing diharapkan dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas proposal PKM yang dibiayai sehingga target 46 proposal lolos dapat terpenuhi bahkan lebih.

Hal yang menarik disampaikan oleh Ahmad Fahmi, S.T., M.T. sebagai Narasumber dan Staf Ahli WR 3 Bidang Kemahasiswaan dan Alumni “Pengalaman saya selama membimbing PKM di Fakultas Teknik, saat dosen mewajibkan membuat proposal dan itu terkait luaran matakuliah maka banyak mahasiswa yang sungguh-sungguh membuat proposal PKM berdampak meningkatnya proposal yang dibiayaai, sebaliknya jika tidak ada kewajiban tersebut maka banyak mahasiswa membuat proposal asal-asalan terbukti dari 2.477 proposal yang diajukan tahun 2016 hanya 28,5%-nya yang lolos atau sejumlah 707 proposal”. Banyaknya proposal sampah yang hanya taat aturan panduan 2016 mendorong Dikti melakukan evaluasi dengan menetapkan pembatasan kuota dan UM mendapat kuota 700 proposal. Kuota tersebut berdasarkan prsentase proposal yang diterima dan Fakultas Sastra mendapat kuota 46 proposal.

Penilaian administratif proposal dilakukan di masing-masing unit/lembaga untuk mengurangi beban reviewer. Penilaian administratif meliputi sistematika penulisan, manfaat, potensi, luaran, dan kreativitas pembuat proposal PKM. Sistematika penulisan meliputi ukuran kertas, font, spasi, margin, format, dan logo universitas. Ketidakpatuhan terhadap panduan yang telah ditetapkan terhadap sistematika penulisan mengakibatkan proposal digugurkan sebelum dibaca.  Manfaat, potensi, luraan, dan kreativitas atau masuk dalam konten proposal mengacu pada ide orisinil dan kebaruan. Penggunakan rujuan terkini, memberikan manfaat besar pada masyarakat, dan mempunyai nilai ekonomi serta keberlanjutan merupakan nilai tambah yang membuat proposal menarik dan memiliki potensi untuk dibiayai.

Beberapa pertanyaan seputar mekanisme penilaian dan pelaksanaan PKM yang diajukan oleh peserta TOT diantaranya dari Drs. Pidekso Adi, M.Pd adalah (1) ketentuan diwajibkan dan tidak mahasiswa membuat proposal PKM, (2) jika ada proposal bagus tapi tidak sempat mengajukan tahun ini bisakah diusulkan tahun berikutnya, dan (3) kesepakatan persentase proposal dengan pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Wajib tidaknya mahasiswa membuat proposal tergantung kebijakan masing-masing fakultas, kemudian tentang proposal yang terkait waktu, Narasumber menyampaikan waktu pengajuan proposal yang panjang dari bulan April sampai dengan September 2018 sudah lebih dari cukup melakukan perencanaan hingga membuat proposal jadi sehingga seharusnya tidak ada masalah, dan tidak ada persentase proposal dengan pendekatan kualitatif maupun kuantitatif.

Sesi dua TOT, peserta diajak simulasi menjadi assesor PKM dibagi menjadi 10 kelompok yang diberi tugas mereview proposal dari sisi administrasi dan konten. Penilaian proposal sisi administrasi sudah jelas karena hanya diceklis saja dan bila tidak sesuai atau tidak memenuhi syarat akan gugur dan tidak dapat lanjut ke sesi berikutnya. Penilaian sesi konten dimulai dengan kesesuaian tema, isi, dan luaran terhadap jenis PKM kemudian orisinalitas dan kualitas proposal. Penilaian sesi konten harus dilakukan secara rinci dan runtut sehingga tingkat validitas penilaian proposal PKM dapat dipertanggungjawabkan.

Kegiatan TOT ini ditutup dengan menampilkan evaluasi kegiatan yang dilakukan panitia dengan menyebar angket kepuasan kepada peserta yang meliputi penilaian kepuasan terhadap pelaksanaan, narasumber, dan Layanan. Nilai keseluruhan dari pelaksanaan adalah 80% peserta menyatakan bagus dan 20% memuaskan. Penilaian terhadap narasumber adalah 4% menyatakan cukup, 64% bagus, dan 32% memuaskan. 8% cukup, 64% bagus, dan 28% menyatakan memuaskan terhadap  layanan panitia dan tempat penyelenggaraan TOT. Dari penilaian tersebut rata-rata peserta TOT menyatakan bagus untuk penyelenggaraan kali ini semoga pada penyelenggaraan berikutnya dapat  ditingkatkan lagi.

Beasiswa Unggulan Pendaftaran 20 Maret – 19 April 2018

Beasiswa Unggulan Pendaftaran 20 Maret – 19 April 2018

Program Beasiswa Unggulan yang disediakan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan ditujukan untuk mendukung upaya peningkatan kualitas sumberdaya manusia Indonesia melalui penyediaan bantuan pendidikan dan pelatihan baik melalui jalur gelar maupun non gelar. Sesuai tugas dan fungsi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, maka program ini diutamakan untuk mendukung upaya peningkatan kualitas pendidikan dan kebudayaan sehingga yang dibiayai diutamakan untuk bidang-bidang yang relevan pada pengembangan pendidikan dan kebudayaan. Program Beasiswa Unggulan juga mendukung upaya Pemerintah dalam memperkecil kesenjangan kinerja pendidikan antar-kelompok masyarakat, sehingga program ini juga memberikan peluang lebih besar bagi masyarakat miskin dan/atau yang tinggal di daerah tertinggal.

Info lebih lanjut: https://beasiswaunggulan.kemdikbud.go.id/

id_IDIndonesian