
Prof. Dr. Yuni Pratiwi, M.Pd. Dikukuhkan Jadi Guru Besar Bidang Ilmu Pembelajaran Bahasa Indonesia

UM – Dosen Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang (UM), Prof. Dr. Yuni Pratiwi, M.Pd. dikukuhkan sebagai Guru Besar dalam bidang Ilmu Pembelajaran Bahasa Indonesia pada upacara pengukuhan Guru Besar yang berlangsung di Aula GKB A19 Lantai 9, kamis (03/8). Saat acara pengukuhan, Prof. Yuni Pratiwi menyampaikan pidato yang berjudul “Pembelajaran wacana sastra untuk mengkonstruksi semangat kebangsaan Indonesia”.
Prof. Yuni menjelaskan, pembelajaran sastra dimaksudkan untuk pengembangan kompetensi apresiasi seni bahasa dan kreativitas yang didukung kompetensi linguistik yang memadai. Pembelajaran sastra dapat diposisikan sebagai pembelajaran wacana. Tema semangat kebangsaan perlu dikuatkan posisinya dalam pelaksanaan pembelajaran bahasa Indonesia. Agar pembelajaran sastra memberikan sumbangan terbangun jiwa bangsa dari nilai-nilai kehidupan yang disampaikan pengarang.
“Dalam pembelajaran sastra, sastra hadir kehadapan peserta didik sebagai diskursus nilai moral, dalam pembelajaran sastra nilai moral bukan dipelajari sebagai dogma melainkan sebagai pengalaman batin yang mendalam sehingga peserta didik memiliki ranah berpikir dan bersikap yang independen. Dalam pembelajaran sastra peserta didik dapat memanfaatkan karya sastra yang bermuatan semangat kebangsaan sebagai sumber belajar, sastra mendokumentasikan masa lampau merekam kehidupan masa kini dan memproyeksikan kehidupan masa depan. Sastra merupakan produk teks yang berisi deskripsi hasil analisis terhadap praktik wacana dalam dunia realitas. Praktik wacana tersebut menjelaskan praktik sosial budaya yang berlangsung secara dinamis dalam masyarakat yang salah satu fungsinya untuk mengonstruksi semangat kebangsaan” ujar Guru Besar dalam bidang Ilmu Pembelajaran Bahasa Indonesia dalam pidatonya.

Ditengah pidatonya Prof.Yuni Pratiwi membacakan puisi karya W.S. Rendra yang berisi tentang semangat kebangsaan berjudul GUGUR. Dalam puisi tersebut menggambarkan semangat perjuangan dan kebangsaan dari seorang lelaki tua agar anak cucunya dapat hidup merdeka di tanah airnya. Kemudian Dosen Departemen Sastra Indonesia tersebut membacakan penggalan puisi karya Chairil Anwar yang bertajuk Kerawang-Bekasi.
Sebelum mengakhiri pidatonya, Dosen pengampu mata kuliah Apresiasi Sastra itu membacakan sebuah pantun dengan senandung irama yang merdu.
Kalau ingin melihat Garuda di angkasa
Biarkan ia menepis awan
Kalau ingin melihat Indonesia Berjaya
Janganlah lupa ajarkan semangat kebangsaan
Penulis: Trisna Nurdiana