(0341)567475 sastra@um.ac.id

Malang, 8 Agustus 2024. Hari kedua dalam pelaksanaan acara Cultural Camp yang dilaksanakan pada tanggal 08 Agustus 2024 di Universitas Negeri Malang. Diawali dengan penjelasan dari Prof. Dr. Tom Hoogervorst mengenai acara hari ini yaitu perlombaan menghias tumpeng serta diadakan acara lomba seperti 17 Agustus yaitu hari dimana kemerdekaan Indonesia, selain itu Prof. Dr. Tom Hoogervorst juga menjelaskan bagaimana sejarah tumpeng di Indonesia dan bagaimana filosofi makanan di Indonesia yaitu rawon, sejarah rawon merupakan makanan asli Indonesia dan sudah ada sejak ratusan tahun lalu, rawon adalah makanan khas dari Jawa Timur. Makanan rawon dibuat menggunakan kluwek yang notabenenya adalah racun, namun orang jawa pada jaman dahulu bisa menyulapnya menjadi masakan yang enak hingga saat ini selain itu rawon juga pernah dibuat menggunakan nabati yaitu bernama rawon kates, rawon itu tidak kalah enak dengan rawon biasa. Prof. Dr. Tom Hoogervorst, dalam buku yang ditulis oleh Thomas Stamford Raffles “History Of Java” menjelaskan sejarah rawon dan berbagai macam keunikan di Pulau Jawa.

Selain itu disini juga ada makanan yang sangat enak dan unik yaitu nasi tumpeng. Filosofi nasi tumpeng yang dijelaskan oleh Prof. Dr. Tom Hoogervorst yaitu bahwa kita semua tahu bahwa identik warna nasi tumpeng adalah kuning yang mengartikan bahwa warna kuning adalah cerah bisa juga diartikan dari kunyit melambangkan harapan kekayaan lalu dibahas juga mengenai syarat dalam membuat nasi tumpeng yaitu, nasi tumpeng tidak boleh menggunakan benda apapun di puncak kerucut nya karena melambangkan sebuah gunung yang dianggap sakral bagi orang Jawa dan semakin tinggi tumpeng nya maka akan melambangkan harapan agar kehidupan semakin meningkat. Selain itu nasi tumpeng juga sudah ada di beberapa negara lain yaitu Filipina dan Afghanistan. Dalam membuat nasi tumpeng pun ada syarat nya yaitu, nasi tumpeng tidak boleh ada benda apapun di puncak kerucut karena melambangkan sebuah gunung yang dianggap sakral bagi orang Jawa dan semakin tinggi tumpeng melambangkan harapan agar kehidupan makin meningkat,

Setelah mendengarkan penjelasan dari Prof. Dr. Tom Hoogervorst para peserta diarahkan untuk menghias tumpeng yang sudah disediakan disana, para peserta atau mahasiswa International baru pertama kali melihat tumpeng dan menghias tumpeng untuk dilombakan. Mereka terlihat sangat senang karena memiliki pengalaman pertama kali menghias tumpeng, bahkan mereka sangat antusias dalam menghias tumpeng dan berlomba-lomba untuk memenangkan hadiah hari ini. Setelah mereka selesai menghias tumpeng mereka masing-masing juri akan menilai mana lima tumpeng terbaik.

Selagi menunggu hasil penilaian dari juri para mahasiswa International diberi waktu untuk istirahat atau ishoma. Setelah mereka cukup untuk istirahat akhirnya juri mengumumkan untuk 5 tumpeng terbaik serta diserahkan nya hadiah kepada para pemenang 5 tumpeng terbaik. Setelah itu para mahasiswa masih dengan semangatnya pun diajak untuk mengikuti lomba Agustusan atau lomba yang diadakan saat 17 Agustus yaitu tanggal dimana Indonesia merdeka. Lomba yang mereka ikuti yaitu lomba estafet sarung yang dibagi satu kelompok terdiri dari enam peserta dimana akan ada satu kelompok pemenang, mereka sangat antusias untuk mengikuti kegiatan hari ini.

Diingat kembali bahwa pada hari pertama acara Cultural Camp para mahasiswa International membuat batik di Soendari Batik Malang Jawa Timur. Pada hari ini mereka dibagikan hasil batik yang sudah mereka buat pada hari pertama atau dimana hari mereka membuat batik tersebut, respon mereka sangat senang melihat hasil karya batik yang mereka buat. Di akhir acara mereka ikut memeriahkan kan acara dengan foto bersama dan mahasiswa International diberi waktu untuk menyampaikan kesan dan pesan saat mengikuti acara Cultural Camp. Setelah itu mereka merayakan dengan bernyanyi di hari terakhir mereka mengikuti acara Cultural Camp.

id_IDIndonesian